Tuesday, 23 December 2014

MAKALAH APLIKASI TASAWUF DALAM DUNIA MODEREN

BAB I
PENDAHULUAN


Manusia di zaman modern ini penting dibicarakan, mengingat dewasa ini manusia banyak menghadapi bermacam-macam persoalan yang benar-benar membutuhkan pemecahan segera. Kadang-kadang kita merasa, bahwa situasi yang penuh problematika di dunia modern ini justru disebabkan oleh perkembangan pikiran manusia sendiri. Di balik kemajuan ilmu dan teknologi dunia modern sesungguhnya menyimpan suatu potensi yang dapat menghancurkan martabat manusia, untuk menyelamatkannya perlu tasawuf yang wujud konkritnya dalam akhlak yang mulia.

Menurut jalaludin rahmat, sekarang diseluruh dunia timbul kesadaran betapa pentingnya memperhatikan etika dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Di zaman teknologi modern yang semakin berkembang kebanyakan manusia beranganggap “siapa yang tidak bisa mengejar perkembangan berarti ketinggalan zaman”. Anggapan inilah yang memancing manusia terjerumus kedalam tawaran kemodernismean.

Terakhir problem manusia modern ini adalah sejumlah manusia yang kehilangan masa depannya, merasa kesunyian,kehampaan jiwa ditengah-tengah derunya laju kehidupan. Untuk ajarn ini tasawuf yang berkenan dengan ibadah, zikir, taubat dan berdoa menjadi penting.
.


BAB II
PEMBAHASAN


A.       HAKIKAT TASAWUF
         Hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian diri dan amaliyah-amaliyah Islam. Dan memang ada beberapa ayat yang memerintahkan untuk menyucikan diri (tazkiyyah al-nafs) di antaranya: “Sungguh, bahagialah orang yang menyucikan jiwanya” (Q.S. Asy-syam [91]:9); “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS. Al Fajr: 28-30). Atau ayat yang memerintahkan untuk berserah diri kepada Allah, “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadaku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri (kepada) Allah” (QS. Al An’am: 162).    [1]
            Fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan tawadhu.

     Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini membuat penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas Islam yang terkadang kering jadi tersirami air sejuk dan memberikan penyegaran serta mengarahkan hidup lebih baik dan jelas arah tujuannya.
Manfaat tasawuf bukannya untuk mengembalikan nilai kerohanian atau lebih dekat pada Allah, tapi juga bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan manusia modern. Apalagi dewasa ini tampak perkembangan yang  menyeluruh dalam ilmu tasawuf dalam hubungan inter-disipliner Menempuh JalanTasawuf. Untuk menjadikan hidup lebih baik dan ada nuansa sufistiknya, tentu saja harus melakukan latihan spiritual secara baik, benar, dan berkesinambungan.

Karena itu, bagi seorang penempuh tasawuf awal, langkah pertama adalah taubat. Ia harus menyesal atas dosa-dosanya yang lalu dan betul-betul tidak berbuat dosa lagi. Kedua, untuk memantapkan taubatnya itu ia harus zuhud. Ia mulai menjauhkan diri dari dunia materi dan dunia ramai. Ia mengasingkan diri ke tempat terpencil untuk beribadah, puasa, shalat, membaca al-Qur’an dan dzikir, sedikit tidur dan banyak beribadah serta yang dicari hanya kebahagiaan rohani dan kedekatan dengan Allah.

ketiga adalah wara’. Ia menjauhkan dari perbuatan-perbuatan syubhat(antara halal dan haram). Juga tidak memakan makanan atau minuman yang tidak jelas kedudukan halal-haramnya.

Keempat adalah faqr. Ia menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan ia tidak meminta kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya.

Kelima adalah ia harus sabar. Bukan hanya dalam menjalankan perintah-perintah Allah yang berat dan menjauhi larangan-larangan-Nya, tapi juga sabar dalam menerima cobaan-cobaan berat yang ditimpakan Allah kepadanya. Ia juga sabar dalam menderita.

Keenam adalah tawakal. Ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Ia tidak memikirkan hari esok; baginya cukup apa yang ada untuk hari ini.
Ketujuh adalah ridha. Ia tidak menentang cobaan dari Allah, bahkan ia menerima dengan senang hati. Di dalam hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika malapetaka turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Allah.
Itu semua dilakukan hanya latihan untuk memasuki dunia sufistik.

B.       PERKEMBANGAN MODERN DALAM BIDANG TASAWUF
Masyarakat modern yang sedang  dan akan terus berkembang itu sering kali menghadapi problema antara lain terjadinya kesenjangan antara nilai-nilai duniawiyah dengan nilai-nilai ukhrawiyah, akibatnya manusia merasa terlienasi dalam kehidupannya dan merasa asing dari kehidupannya. Tasawuf adalah kendaraan umum untuk mengatasi masalah ini. Oleh karna tu tasawuf merupakan dimensi esotorik atau dimensi dalam islam, yang tidak dapat dipisahkan dalam islam, dan hanya islamlah yang dapat membimbing manusia untuk mencapai istana batin. yang penuh dengan kesenangan dan kedamaian. Inilah jalan kotemplasi islam atau tasawuf yang dapat dipraktekkan disetiap langkah kehidupan.[2]

Sejarah kehidupan akan terus berjalan. Demikian pula kehidupan manusia terus bergerak seolah-olah tanpa henti. Ada saat manusia mulai membangun keadaan ekonominya dalam mengatasi problema kehidupannya dan ada saat-saat manusia telah menemukan bekal duniawinya, dan tinggal menggunakaan untuk tujuan-tujuan yang mulia. Bersamaan dengan itu persentuhan manusia modern dengan produk-produk budaya terkadang menimbulkan dampak negative, serta masuknya manusia kedalam siklus kehidupan materialistis, hedonistik dan menghalalkan segala cara dan kemudian berhenti pada perasaan dosa yang tidak dapat dihapus dengan materi karna itu berkaitan dengan masalah kerohaniaan.[3]
Kalangan generasi muda pun tidak mau ketinggalan dalam pengalaman tasawuf. Namun mereka lebih mencari ajaran tasawuf  yanga lebih dapat memadukan keseimbangan antara urusan duniawi dan ukhrawi. Walaupun islam mengajarkan tujuan dan pandangan hidup umatnya kearah akhirat, namun mewajibkan agar umat islam tidak melupakan perjuangan untuk membina kehidupan dunianya secara baik dan benar. Hal ini di jelaskan dalam al-qur’an sbb:







Artinya: Dan carilah pada apa yang dianugerahkan allah kepadamu kebahagiaan akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniwi. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu.dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(Al-Qur’an, 28:77)

Ayat diatas memerintahkan setiap muslim wajib kerja keras untuk merebut dan menikmati rezeki tuhan yang telah di halalkan untuk umatnya asal diperoleh melalui jalan yang halal serta diimbangi dengan iman dan sikap positif[4]. Bahkan dalan hadist Nabi telah memerintahkan sebagai berikut:




Artinya : Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok pagi.


C.       PENERAPAN TASAWUF DALAM DUNIA MODERN
Mafaat tasawuf bukannya untuk mengembalikan nilai kerohanian atau lebih dekat pada Allah, tapi juga bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan manusia modern. Misalnya, pertemuan tasawuf dengan fisika atau sains modern yang holistik, akan membawa kepada kesadaran arti kehadiran manusia dan tugas-tugas utamanya di muka Bumi—segi yang kini disebut The Anthropic Principle; pertemuan tasawuf dengan ekologi yang menyadarkan mengenai pentingnya kesinambungan alam ini dengan keanekaragaman hayatinya, didasarkan pada paham kesucian alam; pertemuan tasawuf dengan penyembuhan alternatif yang memberikan kesadaran bahwa masalah kesehatan bukan hanya bersifat fisikal, tetapi ada persoalan rohani dan juga memberikan visi kerohanian untuk kedokteran; pertemuan tasawuf dengan psikologi baru yang menekankan segi transpersonal; dan lain-lainnya.
Jadi, tasawuf dalam kehidupan sangat bermanfat dan menjadikan hidup lebih bermakna, ada arahan yang jelas, dan menyelamatkan manusia dari kemaksiatan. [5]

D.      PENTINGNYA TASAWUF DALAM DUNIA MODERN

1.      Manusia moderen kehilangan visi ke-Ilahian
Proses modernisasi, yang dijalankan oleh dunia barat sejak zaman renaissanse, di samping membawa dampak positif, juga telah menimbulkan dampak negatif. Dampak positifnya, modernisasi telah membawa kemudahan-kemudahan dalam kehidupan manusia. Sementara damapak negatifnya, modernisasi telah menimbulkan krisis makna hidup, kehampaan spiritualisasi dan tersingkirnya agama dalam kehidupan manusia.
Krisis peradaban modern bersumber dari penolakan terhadap hakikat ruh dan penyingkiran ma’nawiyah secara gradual dalam kehidupan manusia. Manusia modern mencoba hidup dengan roti semata, mereka bahkan berupaya membunuh tuhan dan menyatakan kebebasan dari kehidupan akhirat. Konsekuensi lebih lanjut dari perkembangan ini kekuatan dan daya manusia mengalami eksternalisasi. Dengan eksternalisasi in manusia kemudian menaklukan secara tanpa batas dan alam dipandang tak lebih dari sekedar obyek dan sumberdaya yang perlu dimanfaatkan dan di eksploitasi semaksimal  mungkin.[6]
Manusia modern memperlakukan alam sama dengan pelacur, mereka menikmati dan mengeksploitasi kepuasan dirinya tanpa rasa kewajiban dan rasa tanggung jawab apapun. Inilah yang menyebabkan krisis di dunia modern, tidak hanya krisis dalam kehidupan spiritual tetapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Akibat dari fenomena diatas, masyarakat barat yang telah mencapai tingkat kemakmuran materi sedimikian rupa dengan perangkat teknologi yang serba mekanisme dan otomatis.  Bukan semakin mendekati kebahagian hidup melainkan semakin di hinggapi rasa cemas justru akibat kemewahan hidup yang diraihnya. Mereka telah menjadi ilmu dan teknologi, sehingga tanpa disadari integritas kemanusianya tereduksi, lalu terperangkap pada jaringan sistem rasinalitas teknologi yang sangat tidak humanitatis. Mereka  merasa cukup dengan perangkat ilmu teknoogi semantara pemikiran dan pemahaman keagamaan yang bersumbur pada ajaran wahyu dan ditinggalkan. Agar manusia modern dapat keluar dari krisis ini manusia harus kembali kepusat eksistensi lewat latihan spiritual dan pengamalan ajaran agama.
2.      Kehampaan spiritual
Akibat dari terlalu menggunakan rasio, manusia modern mudah dihinggapi penyakit kehampaan spiritual. Kemajuan yang pesat dalam lapangan ilmu pengetahuan dan filsafat rasionalisme abad ke-18 dirasakan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam aspek nilai-nilai transenden, satu kebutuhan vital yang hanya bisa di gali dari sumber wahyu ilahi.
Dengan demikian, apabila mereka ingin mengakhiri kesesatan yang mereka timbulkan sendiri lantaran sering dilupakanya dimensi-dimensi keilahian, maka mau tidak mau  pandangan serta sikap hidup keagamaan harus dihidupkan kembali kepada mereka.
Kondisi manusia modern sekarang ini karena mengabaikan kebutuhan yang paling mendasar dan yang bersifat spiritual, maka mereka tidak bisa menemukan ketentraman batin, yang berarti tidak ada keseimbangan batin.  Keadaan ini akan semakin parah apabila tekannya pada kebutuhan materi kian meningkat, sehingga membutuhkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat singkatnya manusia modern membutuhkan agama untuk mengobati krisis yang dideritanya. Karena salah satu fungsi agama adalah untuk membimbing jalan hidup manusia agar lebih baik dan selamat, baik di dunia maupun diakhirat.
3.    Tasawuf merupakan kebutuhan manusia.
Ustadz abas mahmud al-‘aqad mengatakan se-bagian orang ada yang menduga bahea tasawuf dengan pecahan-pecahanya merupakan turats (peninggalan) terdahulu yang disisa siakan. Akan tetapi setiap hari bahkan besok pun mereka mengetauai bahwa dalam hidup manusia membutuhkan tasawuf dalam berbagai aspeknya walau hanya dalam sehari saja. Latihan jiwa merupakan kebutuhan primer, seperti hanya latihan fisik. Tasawuf juga termasuk yang dibutuhkan manusia pada masa kontemporer tasawuf merupakan liberalisasi atau pelepasan tali kekang manusia moderen dari tanganya. Dengan tasawuf manusia tidak akan cukup waktu sehari untuk menyiasati tubuh dari berbagai tantangan dan kesulitan atas kemauan dan kerelaan diri sendiri, dan untuk orang lain.
Dulu orang berkalbu waspada merasa jenuh dengan kondisi sosialnya, lalu menghijrahkanya ke tempat pertapaan agama. Pada masa modern, sebagian orang di barat merasa jenuh dengan ulahnya masyarakat, lalu kepada mereka diberi proteksi filsafat eksistensialisme agar menjadi tempat bernaung setiap individu. Ketika tradisi kesewenang-wenangan masyarakat menyerbu setiap individu ia berupaya melepaskan tali kekangan. Terkadang membolehkan segala hal (free will) terkadang juga mengasingkan perasaa hati nurani.
Akan tetapi islam membukakan kepada hati setiap nidividu jalan ruhani menuju tuhan/ maslak yang luas bukan kerahiban (rahbaniyah) dan bukan pula eksistensialisme(wujudiyah). Dalam islam  ada standar nilai baik dan buruk. Bagi setiap individu didirikanya tempat pertapaan di kedalam dirinya yang tak memiliki batas selain batasan-batasan alam.




[2] Sayid Husein Nasr. Tasawuf Dulu dan Sekarang. Pustaka Firdaus. Jakarta. cet.I,1985,hal.205.
[3] Abudin Nata. Ilmu kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.1993.hal.194
[4] Simuh. Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.1996.hal.20

No comments:

Post a Comment