BAB I
PENDAHULUAN
Manusia di zaman modern ini
penting dibicarakan, mengingat dewasa ini manusia banyak menghadapi
bermacam-macam persoalan yang benar-benar membutuhkan pemecahan segera.
Kadang-kadang kita merasa, bahwa situasi yang penuh problematika di dunia
modern ini justru disebabkan oleh perkembangan pikiran manusia sendiri. Di
balik kemajuan ilmu dan teknologi dunia modern sesungguhnya menyimpan suatu
potensi yang dapat menghancurkan martabat manusia, untuk menyelamatkannya perlu
tasawuf yang wujud konkritnya dalam akhlak yang mulia.
Menurut
jalaludin rahmat, sekarang diseluruh dunia timbul kesadaran betapa pentingnya
memperhatikan etika dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Di zaman teknologi
modern yang semakin berkembang kebanyakan manusia beranganggap “siapa yang
tidak bisa mengejar perkembangan berarti ketinggalan zaman”. Anggapan inilah
yang memancing manusia terjerumus kedalam tawaran kemodernismean.
Terakhir
problem manusia modern ini adalah sejumlah manusia yang kehilangan masa depannya,
merasa kesunyian,kehampaan jiwa ditengah-tengah derunya laju kehidupan. Untuk
ajarn ini tasawuf yang berkenan dengan ibadah, zikir, taubat dan berdoa menjadi
penting.
.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT TASAWUF
Hakikat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah melalui penyucian
diri dan amaliyah-amaliyah Islam. Dan memang ada beberapa ayat yang
memerintahkan untuk menyucikan diri (tazkiyyah al-nafs) di antaranya: “Sungguh,
bahagialah orang yang menyucikan jiwanya” (Q.S. Asy-syam [91]:9); “Hai jiwa
yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam
jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS. Al Fajr: 28-30).
Atau ayat yang memerintahkan untuk berserah diri kepada Allah, “Katakanlah:
Sesungguhnya shalatku, ibadaku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri (kepada) Allah”
(QS. Al An’am: 162). [1]
Fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan tawadhu.
Fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan tawadhu.
Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi
obat yang mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari
pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal lagi siapa dirinya, arti dan tujuan
dari hidupnya. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini membuat
penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas Islam yang terkadang kering jadi
tersirami air sejuk dan memberikan penyegaran serta mengarahkan hidup lebih
baik dan jelas arah tujuannya.
Manfaat tasawuf bukannya untuk mengembalikan nilai kerohanian atau lebih dekat
pada Allah, tapi juga bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan manusia
modern. Apalagi dewasa ini tampak perkembangan yang menyeluruh dalam ilmu tasawuf dalam hubungan
inter-disipliner Menempuh JalanTasawuf. Untuk menjadikan hidup lebih baik dan
ada nuansa sufistiknya, tentu saja harus melakukan latihan spiritual secara
baik, benar, dan berkesinambungan.
Karena itu, bagi seorang penempuh tasawuf awal, langkah pertama adalah taubat. Ia harus menyesal atas dosa-dosanya yang lalu dan
betul-betul tidak berbuat dosa lagi. Kedua,
untuk memantapkan taubatnya itu ia harus zuhud. Ia mulai menjauhkan diri dari
dunia materi dan dunia ramai. Ia mengasingkan diri ke tempat terpencil untuk beribadah,
puasa, shalat, membaca al-Qur’an dan dzikir, sedikit tidur dan banyak beribadah
serta yang dicari hanya kebahagiaan rohani dan kedekatan dengan Allah.
ketiga adalah
wara’. Ia menjauhkan dari perbuatan-perbuatan syubhat(antara halal dan haram).
Juga tidak memakan makanan atau minuman yang tidak jelas kedudukan
halal-haramnya.
Keempat adalah
faqr. Ia menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan ia
tidak meminta kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban
agamanya.
Kelima adalah ia
harus sabar. Bukan hanya
dalam menjalankan perintah-perintah Allah yang berat dan menjauhi
larangan-larangan-Nya, tapi juga sabar dalam menerima cobaan-cobaan berat yang ditimpakan
Allah kepadanya. Ia juga sabar dalam menderita.
Keenam adalah
tawakal. Ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Ia tidak
memikirkan hari esok; baginya cukup apa yang ada untuk hari ini.
Ketujuh adalah ridha. Ia tidak
menentang cobaan dari Allah, bahkan ia menerima dengan senang hati. Di dalam
hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika
malapetaka turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta
kepada Allah. Itu semua dilakukan hanya latihan untuk
memasuki dunia sufistik.
B. PERKEMBANGAN MODERN DALAM BIDANG
TASAWUF
Masyarakat modern yang sedang dan akan terus berkembang itu sering kali
menghadapi problema antara lain terjadinya kesenjangan antara nilai-nilai
duniawiyah dengan nilai-nilai ukhrawiyah, akibatnya manusia merasa terlienasi
dalam kehidupannya dan merasa asing dari kehidupannya. Tasawuf adalah kendaraan
umum untuk mengatasi masalah ini. Oleh karna tu tasawuf merupakan dimensi
esotorik atau dimensi dalam islam, yang tidak dapat dipisahkan dalam islam, dan
hanya islamlah yang dapat membimbing manusia untuk mencapai istana batin. yang
penuh dengan kesenangan dan kedamaian. Inilah jalan kotemplasi islam atau
tasawuf yang dapat dipraktekkan disetiap langkah kehidupan.[2]
Sejarah
kehidupan akan terus berjalan. Demikian pula kehidupan manusia terus bergerak
seolah-olah tanpa henti. Ada saat manusia mulai membangun keadaan ekonominya
dalam mengatasi problema kehidupannya dan ada saat-saat manusia telah menemukan
bekal duniawinya, dan tinggal menggunakaan untuk tujuan-tujuan yang mulia. Bersamaan
dengan itu persentuhan manusia modern dengan produk-produk budaya terkadang
menimbulkan dampak negative, serta masuknya manusia kedalam siklus kehidupan
materialistis, hedonistik dan
menghalalkan segala cara dan kemudian berhenti pada perasaan dosa yang tidak
dapat dihapus dengan materi karna itu berkaitan dengan masalah kerohaniaan.[3]
Kalangan
generasi muda pun tidak mau ketinggalan dalam pengalaman tasawuf. Namun mereka
lebih mencari ajaran tasawuf yanga lebih
dapat memadukan keseimbangan antara urusan duniawi dan ukhrawi. Walaupun islam
mengajarkan tujuan dan pandangan hidup umatnya kearah akhirat, namun mewajibkan
agar umat islam tidak melupakan perjuangan untuk membina kehidupan dunianya
secara baik dan benar. Hal ini di jelaskan dalam al-qur’an sbb:
Artinya: Dan carilah
pada apa yang dianugerahkan allah kepadamu kebahagiaan akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniwi. Dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu.dan janganlah kamu
berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.(Al-Qur’an, 28:77)
Ayat diatas memerintahkan setiap muslim wajib kerja keras
untuk merebut dan menikmati rezeki tuhan yang telah di halalkan untuk umatnya
asal diperoleh melalui jalan yang halal serta diimbangi dengan iman dan sikap
positif[4]. Bahkan dalan hadist Nabi telah memerintahkan sebagai
berikut:
Artinya : Bekerjalah
untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk
akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok pagi.
C. PENERAPAN TASAWUF DALAM DUNIA
MODERN
Mafaat tasawuf bukannya untuk
mengembalikan nilai kerohanian atau lebih dekat pada Allah, tapi juga
bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan manusia modern. Misalnya, pertemuan
tasawuf dengan fisika atau sains modern yang holistik, akan membawa kepada
kesadaran arti kehadiran manusia dan tugas-tugas utamanya di muka Bumi—segi
yang kini disebut The Anthropic Principle;
pertemuan tasawuf dengan ekologi yang menyadarkan mengenai pentingnya
kesinambungan alam ini dengan keanekaragaman hayatinya, didasarkan pada paham
kesucian alam; pertemuan tasawuf dengan penyembuhan alternatif yang memberikan
kesadaran bahwa masalah kesehatan bukan hanya bersifat fisikal, tetapi ada
persoalan rohani dan juga memberikan visi kerohanian untuk kedokteran;
pertemuan tasawuf dengan psikologi baru yang menekankan segi transpersonal; dan lain-lainnya.
Jadi, tasawuf dalam kehidupan sangat bermanfat
dan menjadikan hidup lebih bermakna, ada arahan yang jelas, dan menyelamatkan
manusia dari kemaksiatan. [5]
D. PENTINGNYA TASAWUF DALAM DUNIA
MODERN
1. Manusia
moderen kehilangan visi ke-Ilahian
Proses
modernisasi, yang dijalankan oleh dunia barat sejak zaman renaissanse, di
samping membawa dampak positif, juga telah menimbulkan dampak negatif. Dampak
positifnya, modernisasi telah membawa kemudahan-kemudahan dalam kehidupan
manusia. Sementara damapak negatifnya, modernisasi telah menimbulkan krisis
makna hidup, kehampaan spiritualisasi dan tersingkirnya agama dalam kehidupan
manusia.
Krisis
peradaban modern bersumber dari penolakan terhadap hakikat ruh dan penyingkiran
ma’nawiyah secara gradual dalam kehidupan manusia. Manusia modern mencoba hidup
dengan roti semata, mereka bahkan berupaya membunuh tuhan dan menyatakan
kebebasan dari kehidupan akhirat. Konsekuensi
lebih lanjut dari perkembangan ini kekuatan dan daya manusia mengalami eksternalisasi. Dengan eksternalisasi in manusia kemudian
menaklukan secara tanpa batas dan alam dipandang tak lebih dari sekedar obyek
dan sumberdaya yang perlu dimanfaatkan dan di eksploitasi semaksimal mungkin.[6]
Manusia modern memperlakukan alam sama dengan pelacur,
mereka menikmati dan mengeksploitasi
kepuasan dirinya tanpa rasa kewajiban dan rasa tanggung jawab apapun. Inilah
yang menyebabkan krisis di dunia modern, tidak hanya krisis dalam kehidupan
spiritual tetapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Akibat dari fenomena diatas, masyarakat barat yang telah
mencapai tingkat kemakmuran materi sedimikian rupa dengan perangkat teknologi
yang serba mekanisme dan otomatis. Bukan semakin mendekati kebahagian
hidup melainkan semakin di hinggapi rasa cemas justru akibat kemewahan hidup
yang diraihnya. Mereka telah menjadi ilmu dan teknologi, sehingga tanpa
disadari integritas kemanusianya
tereduksi, lalu terperangkap pada jaringan sistem rasinalitas teknologi yang
sangat tidak humanitatis. Mereka
merasa cukup dengan perangkat ilmu teknoogi semantara pemikiran dan pemahaman
keagamaan yang bersumbur pada ajaran wahyu dan ditinggalkan. Agar manusia modern
dapat keluar dari krisis ini manusia harus kembali kepusat eksistensi lewat
latihan spiritual dan pengamalan ajaran agama.
2.
Kehampaan spiritual
Akibat
dari terlalu menggunakan rasio, manusia modern mudah dihinggapi penyakit
kehampaan spiritual. Kemajuan yang pesat dalam lapangan ilmu pengetahuan dan
filsafat rasionalisme abad ke-18 dirasakan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok
manusia dalam aspek nilai-nilai transenden,
satu kebutuhan vital yang hanya bisa di gali dari sumber wahyu ilahi.
Dengan
demikian, apabila mereka ingin mengakhiri kesesatan yang mereka timbulkan
sendiri lantaran sering dilupakanya dimensi-dimensi keilahian, maka mau tidak
mau pandangan serta sikap hidup keagamaan harus dihidupkan kembali kepada
mereka.
Kondisi manusia modern sekarang ini karena mengabaikan
kebutuhan yang paling mendasar dan yang bersifat spiritual, maka mereka tidak bisa
menemukan ketentraman batin, yang berarti tidak ada keseimbangan batin. Keadaan
ini akan semakin parah apabila tekannya pada kebutuhan materi kian meningkat,
sehingga membutuhkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat singkatnya
manusia modern membutuhkan agama untuk mengobati krisis yang dideritanya. Karena
salah satu fungsi agama adalah untuk membimbing jalan hidup manusia agar lebih
baik dan selamat, baik di dunia maupun diakhirat.
3. Tasawuf merupakan kebutuhan manusia.
Ustadz abas mahmud al-‘aqad mengatakan se-bagian orang
ada yang menduga bahea tasawuf dengan pecahan-pecahanya merupakan turats (peninggalan) terdahulu yang
disisa siakan. Akan tetapi setiap hari bahkan besok pun mereka mengetauai bahwa
dalam hidup manusia membutuhkan tasawuf dalam berbagai aspeknya walau hanya
dalam sehari saja. Latihan jiwa merupakan kebutuhan primer, seperti hanya
latihan fisik. Tasawuf juga termasuk yang dibutuhkan manusia pada masa
kontemporer tasawuf merupakan liberalisasi atau pelepasan tali kekang manusia
moderen dari tanganya. Dengan tasawuf manusia tidak akan cukup waktu sehari
untuk menyiasati tubuh dari berbagai tantangan dan kesulitan atas kemauan dan
kerelaan diri sendiri, dan untuk orang lain.
Dulu orang berkalbu waspada merasa jenuh dengan kondisi
sosialnya, lalu menghijrahkanya ke tempat pertapaan agama. Pada masa modern,
sebagian orang di barat merasa jenuh dengan ulahnya masyarakat, lalu kepada
mereka diberi proteksi filsafat eksistensialisme
agar menjadi tempat bernaung setiap individu. Ketika tradisi
kesewenang-wenangan masyarakat menyerbu setiap individu ia berupaya melepaskan
tali kekangan. Terkadang membolehkan segala hal (free will) terkadang juga
mengasingkan perasaa hati nurani.
Akan tetapi islam membukakan kepada hati setiap nidividu
jalan ruhani menuju tuhan/ maslak yang luas bukan kerahiban (rahbaniyah) dan
bukan pula eksistensialisme(wujudiyah). Dalam islam ada standar nilai
baik dan buruk. Bagi setiap individu didirikanya tempat pertapaan di kedalam
dirinya yang tak memiliki batas selain batasan-batasan alam.
No comments:
Post a Comment