Thursday, 7 May 2015

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI PADA ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGANNYA

BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat (intact survival). Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus  meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
Pembinaan tumbuh kembang anak memerlukan perangkat instrumen untuk stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang termasuk format rujukan kasus dan pencatatan-pelaporan kegiatan. Pelbagai metoda  stimulasi dan deteksi dini telah banyak dikembangkan oleh para ahli dan lintas sektor terkait. Departemen Kesehatan bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia  (IDAI) telah menyusun pelbagai instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.



1.2  Tujuan Makalah
A.     Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami tentang proses adaptasi psikologi pada anak sesuai tahap perkembangannya.

B.     Tujuan Khusus
1.    Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami tentang proses adaptasi psikologi pada bayi
2.    Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami tentang proses adaptasi psikologi pada anak
3.    Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami tentang proses adaptasi psikologi pada masa prasekolah
4.    Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami tentang proses adaptasi psikologi pada masa sekolah


BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Proses Adaptasi psikologi Pada Bayi
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
A.         Masa bayi  (infancy) umur 0 sampai 11 bulan.
Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :
1.    Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:
1)        Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari.
2)        Masa neonatal lanjut, umur  8 - 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah:
1)        Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang memadai.
2)        Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.
3)        Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan perasaan ibu.
4)        Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.
5)        Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.
2.    Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. 
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak.
Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai.

2.2 Proses Adaptasi psikologi Pada Anak
Anak merupakan agen subyek aktif yang memfungsikan segenap kemampuan dalam proses perkembangannya. Dalam perkembangan anak terdapat impuls-impuls bawaan yang mendorong segenap mekanisme dari potensialitasnya untuk berfungsi aktif, berkembang dan terus maju. Jika fungsi-fungsi psiko-fisik itu mengalami proses pematangan, maka terjadilah proses pemekaran dan pembukaan dari “lipatan” pada setiap potensi organisme.
Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh anak pada masa ini adalah:
a)         Belajar berjalan. Pada usia sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak dari perkembangan gerak pada masa bayi.
b)        Belajar mengambil makanan. Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.
c)         Belajar berbicara. Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orangorang di sekitarnya. Melalui penguasaan akan tugas ini anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan kognitifnya.
d)        Belajar mengontrol cara-cara buang air. Pengontrolan cara buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indicator utama kemampuan berdiri sendiri, pengendalian diri dan sopan santun. Anak yang sudah menguasai cara-cara buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya, pada tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan bersopan santun.
e)         Belajar mengetahui jenis kelamin. Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin pria atau wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus mengenal jenis-jenis kelamin ini baik ciri-ciri biologisnya maupun sosial kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda dengan dirinya.
f)          Menguasai stabilitas jasmaniah. Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah dan kena pengaruh dari luar. Pada akhir masa kanak-kanak, ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan-tuntutan perkembangan selanjutnya.
g)         Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana. Anak hidup dalam lingungan fisik dan sosial tertentu. Agar dapat hidup secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial dan fisik yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa itu binatang, manusia, rumah, baik, jahat dan lain-lain.
h)         Belajar hubungan sosial yang baik dengan orang tua, serta orang-orang dekat lainnya, karena akan selalu berhubungan dengan orang lain, baik dalam keluarganya maupun di lingkungannya, maka ia dituntut untuk dapat membina hubungan baik dengan orang-orang tersebut. Anak dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat dan baik, bersopan santun.
i)           Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan hati nurani. Pergaulan hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak baik. Lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan yang baik dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik.Diharapkan kebaikan-kebaikan ini menjadi bagian dari hati nuraninya.Aktivitas yang sedang ditunjukkan anak dalam gambar di samping ini menunjukkan anak sedang berupaya mengembangkam seluruh aspek perkembangannya.
2.3 Proses Adaptasi psikologi Pada Masa Prasekolah (anak umur 60-72 bulan)
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.
Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim reseptor  penerima rangsangan  serta proses memori harus  sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar  pada masa ini  adalah dengan cara bermain.
Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.
2.4 Proses Adaptasi psikologi Pada Masa Sekolah
Usia 5-11 tahun disebut pula sebagai masa latensi (latensi latens, latere = tersembunyi, belum muncul, masih terikat). Pada periode ini macam-macam potensi dan kemampuan anak masih bersifat “tersimpan”, belum mekar, belum terpakai.
Masa usia sekolah dasar berkisar pada 6–12 tahun yaitu masa kematangan bersekolah,masa keserasian berekolah yang pada akhirnya mulai mudah dididik.
Masa sekolah di bagi menjadi 2, yaitu :
1.    Masa kelas rendah sekolah dasar, ciri-ciri:
a)    Adanya korelasi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
b)   Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
c)    Suka membandingkan dengan anak lain.
d)   Pada umur 6-8 th biasanya menginginkan nilai raport yang baik tanpa melihat kemampuannyan.


2.    Masa kelas tinggi sekolah dasar, ciri-ciri :
a)    Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret cenderung membandingkan pekerjaan yang praktis.
b)   Realistis, ingin tahu, inin belajar.
c)    Minat pada mata pelajaran khusus.
d)   Sampai kira-kira umur 11 th membutuhkan orang yang bisa membantu menyelesaikan tugasnya.
e)    Memandang nilai raport sebaai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah.
f)     Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.
Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah (6-12 tahun) :
a.    Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan melalui pertumbuhan fisik & otak, anak belajar & berlari semakin stabil, makin mantap & cepat. Pada masa sekolah, anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan permainan-permainan ringan seperti sepak bola, loncat tali, berenang dll.
b.    Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. Hakikat tugas ini :
(1) Mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri & kesehatan.
(2)  Mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan juga menerima dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.
c.    Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan & situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.
d.    Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
e.    Belajar mengembangkan konsep sehari-hari, ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep (tanggapan).

f.      Mengembangkan kata hati, hakikat tugas ini adalah mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama.

DONOR DARAH BERJALAN

BAB I
PENDAHULUAN


Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini adalah program PMI untuk memenuhi pasokan darah di PMI karena PMI sering mengalami kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan Departemen Kesehatan dalam hal ini direktorat Bina Kesehatan Ibu. Melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan AKl.
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja bisa dipanggil. Termasuk kerja mobil ambulance dilapangan yang mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait sediaan darah lewat program yang mereka buat.
Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) mencanangkan dimulainya penempelan stiker perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan pencanangan ini, semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas dapai dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan tersebut berjalan dengan aman dan selamat.
Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu mencapai 3 juta kantong per tahun. Sementara PMI setiap tahunnya hanya dapat mengumpulkan sekitar 1.2 juta kantong. Masih kurangnya jumlah kantong darah yang harus dikumpulkan disebabkan masih minimnya geliat masyarakat untuk mendonorkan darah mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan penggalangan Donor Darah Sukarela (DDS).


BAB II
PEMBAHASAN
DONOR DARAH BERJALAN


A.    Pengertian
Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini adalah program PMI untuk memenuhi pasokan darah d PMI karena PMI sering mengalami kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan departemen kesehatan dalam hal ini direktorat bina kesehatan ibu. Melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga, dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan AKI.

B.     Manfaat Donor Darah
Selain segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan mengapa kita perlu mendonorkan darah secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor darah secara teratur. Donor darah terutama baik bagi mereka yang memiliki kandungan besi dalam darah berlebihan karena besi yang berlebih cenderung akan menumpuk pada berbagai organ vital seperti jantung, liver, ginjal dan mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu, beberapa penelitian medis, walaupun belum sempurna dijelaskan secara medis, mengemukakan bahwa donor darah rutin akan membantu kelancaran aliran darah (sistem kardiovaskular). Pengurangan kekentalan darah sehingga menjamin kelancaran suplai darah bagi tubuh tersebut ditengarai menyebabkan efek positif bagi jantung, sehingga pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa donor darah rutin mampu membantu mengurangi angka kejadian serangan jantung pada pria.


Mungkin kekhawatiran efek samping dari donor darah seperti yang dijadikan alasan bagi kebanyakan dari kita adalah benar, namun angka kejadiannya jarang. Dengan berbagai tahapan persiapan dan skrining sebelum mendonor maka semua efek samping tersebut nyaris tidak akan terjadi. Kekhawatiran akan terjadinya kekurangan darah (anemia) misalnya. Dengan pemeriksaan kadar Hb sebelumnya maka hal tersebut dapat dicegah. Selama Hb orang dewasa diatas 12, donor darah relatif aman untuk dilakukan, malah dianjurkan. Memar dapat terjadi pada bekas tusukan jarum, namun jarang luas dan hilang sempurna tidak lebih dari setengah minggu. Salah satu yang lumayan sering dijumpai adalah terjadinya reaksi hipovolemia yang berupa tekanan darah turun mendadak pasca donor sehingga membuat si pendonor merasa pusing, lemas dan mual.
Hal ini dapat dicegah misalnya dengan menanyakan sebelumnya adakah riwayat kejadian tersebut pada donor sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu, memeriksa tekanan darah sebelumnya, sesudah donor maka berbaring sekitar 10 menit lebih dulu sebelum berdiri dan berjalan, serta dengan diberikannya makanan dan minuman manis segera setelah donor. Kekhawatiran untuk terinfeksi penyakit serius seperti HIV misalnya, adalah berlebihan. Selama peralatan seperti jarum yang dipakai adalah steril dan masih baru, hal tersebut pastinya dapat dicegah. Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka yang menerima transfusi darah ketimbang si pendonor karena beberapa ketidaksempurnaan dalam skrining darah.

C.    Syarat Donor Darah (yang tertera di vitamin penambah darah) :
1.      Berbadan sehat
2.      Berusia 17-65 tahun
3.      Berat badan > 45 kg
4.      Tidak sedang menderita penyakit
5.      Wanita : tidak edang hamil dan menyusui
6.      Jarak waktu donor darah min 3 bulan
Ada syarat tambahan yang tidak tertulis dan kita harus tahu
1.      Kandungan hemoglobin dalam darah > 12,5 (CMIIW)
2.      Spesial buat wanita, tidak sedang haid dan jarak setelah haid dengan waktu donor darah sebaiknya 1 minggu.

D.    Tahapan Untuk Melakukan Donor Darah
1.      Fasilitas warga untuk nenyepakati pentingnya mengetahui golongan darah.
2.      Jika warga belum mengetahui golongan darahnya maka perlu di lakukan pemetiksaan golongan darah bagi seluruh warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah
3.      Hubungi pihak puskesmas untuk menyelenggarakan pemeriksaan darah. Jika puskesmas tidak mempunyai layanan pemeriksaan darah maka mintalah puskesmas untuk melakukan rujukan. Jika di perlukan hubungi unit transfuse darah PMI terdekat
4.      Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama warga yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat mereka ataupun cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang bergolongan darah sama dengan ibu hamil
5.      Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengn golongan darahnya
6.      Buatlah kesepakatan dengan calon donor darah untuk selalu siap 24 jam sewaktu-waktu ibu hamil memerlukan tranfusi
7.      Buat kesepakatan dengan unit tranfusi darah, agar para warga yang telah bersedia menjadi pendonor darah di prioritaskan untuk di ambil darahnya, terutama tansfusi bagi ibu bersalin yang membutuhkan
8.      Kader berperan memotifasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya yang membutuhkan darah.



E.     Siapa Yang Boleh Mendonorkan Darah
Prinsipnya semua manusia sehat (terutama dewasa) boleh dsan baik untuk mendonorkan darahnya. Tentunya sebelum mendonor beberapa pemeriksaan kondisi fisik diperlukan untuk memastikan pendonor tidak memiliki penyakit serius yang mendasari maupun tidak sedang menderita sakit tertentu.
Apakah orang lanjut usia masih boleh mendonorkan darahnya ?
Tentu saja boleh, dengan catatan mereka tidak memiliki penyakit serius (penyakit jantung, ginjal, dehidrasi-anemia). Usia tua bukan merupakan halangan untuk mendonorkan darah. Pendonor lansia pasca donor sebaiknya berbaring sekurang-kurangnya 15 menit terlebih dahulu jangan langsung berdiri dan berjalan. Hal ini dikarenakan respon sistem otonom dalam kontrol tekanan darah seringkali terganggu pada usia lanjut sehingga mudah terjadi hipotensi orthostatic (tekanan darah anjlok tiba-tiba karena perubahan postur tubuh dari berbaring ke tegak/semi tegak).
Apakah ibu hamil boleh ? Belum ada penelitian khusus tentang hal ini dan memang minim laporan penelitian tentang hal ini yang dipublikasikan.
ibu hamil masih boleh mendonorkan darahnya dengan beberapa perhatian misalnya;
1.      Relatif lebih aman jika sedang hamil ti tengah-tengah bulan (bukan hamil muda maupun tua)
2.      Kondisi fisik ibu maupun si janin harus fit; tidak ada permasalahan dengan kehamilannya
3.      Mengingat anemia umum sering dijumpai pada ibu hamil, maka pemeriksaan kadar Hb dan Hematokrit perlu dilakukan sebelumnya
pada ibu yang hamil tua, posisi selama berbaring mendonorkan darahnya sebaiknya diatur sedemikian rupa yaitu dalam posisi setengah duduk atau berbaring miring kiri. Posisi terlentang dapat mengurangi aliran darah ke janin karena pembuluh darah dalam perut tertekan oleh rahim yang besar dan jatuh ke belakang.

F.     Tips dan Trik Buat Yang Mau Donor Darah
1.      Pastikan perut terisi sebelum donor (sarapan dulu)
2.      Malam hari sebelum donor, tidur cukup
3.      Buat yang tekanan darah agak rendah,olahraga ringan sebelum donor.
4.      Tekanan darah normal 120/80. Tekanan darah 100-110 / 70-80 biasanya masi diperbolehkan donor.
5.      Rileks waktu jarum suntik uda mau masuk
Spesial Tips buat yang DONOR PERDANA
Kalo belum pernah donor, biasanya setelah donor agak pusing. Bahkan bisa jadi pingsan. Kalo terasa pusing pada waktu donor (darah masih mengalir), segera bilang ke petugas. Setelah donor dipaksakan istirahat sebentar di tempat donor. Jangan berjalan dulu. Duduk secara perlahan.
Pada wanita, sebaiknya dicari saat donor darah yang tidak bersamaan dengan saat menstruasi. Hal ini untuk mengurangi lebih banyak lagi kehilangan darah dan anemia.